Iis Istiqamah menjelaskan, anak-anak itu kita dorong supaya prinsip kepemimpinan seperti mau berbuat apa, saya ini siapa, saya tahu tentang diri saya, dan orang lain.
”Nanti dalam pembelajan di sekolah dibuat menjadi prinsip-prinsip kepemimpinan,” jelasnya.
Yang penting dalam pembelajaran kepemimpinan anak, sambung dia, sebagai social emotional learning.
”Ini penting karena anak-anak itu akan hidup di dalam dunia sosial dan juga mereka sendiri harus belajar tentang regulasi dirinya,” katanya.
Dosen Fakultas Psikologi Institut Pertanian Bogor ini mengatakan, leadership sebagian besar bicara tentang character building (pendidikan karakter atau membangun karakter) dan moral maturity (kedewasan moral).
”Jadi mengenal diri sendiri dan orang lain merupakan bagian dari itu,” ujarnya.
Untuk mengenal diri diri sendiri, kata dia, diperlukan eksplorasi kekuatan dan kelemahan, serta mengetahui potensi kepemimpinan dan peran yang akan dijalani.
Sedangkan untuk mengenal orang lain, lanjut dia, dapat berkomunikasi dan mengekspresikan gagasan. ”Memberikan dampak kehidupan bagi orang lain,” tambahnya.
Dijelaskan lagi, yang harus dipelajari di social emotional learning ini meliputi self-awareness (kesadaran diri), social awareness (kesadaran sosial), self-management (manajemen diri), relationship skills (keterampilan berkomunikasi), dan responsible decision making (keterampilan untuk pengambilan keputusan.
”Pembelajaran ini harus kita berikan kepada anak-anak,” terangnya.
Kesadaran
Sebagai orangtua prinsipnya kita belajar paradigma atau mindset. Bagaimana cara kita berpikir dan bagaimana kita mempunyai kesadaran diri yang tinggi untuk memiliki cara-cara berpikir benar.
”Intinya adalah ketika kita melakukan sesuatu, maka lakukanlah dengan kesadaran dan berbasis pada prinsip-prinsip kehidupan kita,” tandasnya.
Iis mengatakan, kepemimpinan itu bicara tentang pertanggungjawaban. Seperti diterangkan hadits Bukhari: Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.
”Kita bertanggungjawab atas apa yang sudah kita lakukan sesuai dengan aturan atau syariat yang berlaku,” ucapnya.
Ia menambahkan, kepemimpinan itu luas sekali, bukan soal siapa menjabat apa dan jobdesc-nya apa. Leadership adalah tanggungjawab untuk berbuat lebih baik, lebih banyak, dan lebih luas lagi.
”Manusia ada di bumi harus memberikan dampak. Karena sebaik-baiknya manusia adalah yang memberikan manfaat bagi orang lain,” katanya.
Kepemimpinan itu, lanjut dia, harus mampu memberi teladan, gagasan, dan dorongan motivasi. Mengomunikasikan nilai dan potensi anak kepada orang lain dengan sangat jelas sehingga mereka terinspirasi untuk melihatnya dalam diri sendiri.
Sumber: https://pwmu.co/341862/02/25/kepemimpinan-anak-latih-mulai-dari-sini/